Aku Rindu
Dengan Zaman Itu…
Aku rindu
zaman ketika “halaqoh” adalah kebutuhan,
bukan sekedar sambilan apalagi hiburan
bukan sekedar sambilan apalagi hiburan
Aku rindu
zaman ketika “membina” adalah kewajiban,
bukan pilihan apalagi beban dan paksaan
bukan pilihan apalagi beban dan paksaan
Aku rindu
zaman ketika “dauroh” menjadi kebiasaan,
bukan sekedar pelengkap pengisi program yang dipaksakan
bukan sekedar pelengkap pengisi program yang dipaksakan
Aku rindu
zaman ketika “tsiqoh” menjadi kekuatan,
bukan keraguan apalagi kecurigaan
bukan keraguan apalagi kecurigaan
Aku rindu
zaman ketika “tarbiyah” adalah pengorbanan,
bukan tuntutan dan hujatan
Aku rindu zaman ketika “nasihat” menjadi kesenangan,
bukan su’udzon atau menjatuhkan
bukan tuntutan dan hujatan
Aku rindu zaman ketika “nasihat” menjadi kesenangan,
bukan su’udzon atau menjatuhkan
Aku rindu
zaman ketika kita semua memberikan segalanya untuk da’wah ini
Aku rindu
zaman ketika “nasyid ghuroba” menjadi lagu kebangsaan
Aku rindu
zaman ketika hadir di “liqo” adalah kerinduan, dan terlambat adalah kelalaian
Aku rindu
zaman ketika malam gerimis pergi ke puncak mengisi dauroh
dengan ongkos ngepas dan peta tak jelas
dengan ongkos ngepas dan peta tak jelas
Aku rindu
zaman ketika seorang ikhwah benar-benar jalan kaki 2 jam di malam buta sepulang
tabligh dakwah di desa sebelah
Aku rindu
zaman ketika akan pergi liqo selalu membawa uang infak, alat tulis, buku
catatan dan Qur’an terjemahan ditambah sedikit hafalan
Aku rindu
zaman ketika seorang binaan menangis karena tak bisa hadir di liqo
Aku rindu
zaman ketika tengah malam pintu depan diketok untuk mendapat berita kumpul
subuh harinya
Aku rindu
zaman ketika seorang ikhwah berangkat liqo dengan ongkos jatah belanja esok
hari untuk keluarganya
Aku rindu
zaman ketika seorang murobbi sakit dan harus dirawat, para binaan patungan
mengumpulkan dana apa adanya
Aku rindu
zaman itu,..
Aku rindu…Ya
ALLAH,..
Jangan Kau
buang kenikmatan berda’wah dari hati-hati kami…
Jangan Kau
jadikan hidup ini hanya berjalan di tempat yang sama…
– – Puisi Cinta Ustadz Rahmat Abdullah – -