Oleh :
Rica Winsyah
Jas Merah, jangan sekali-kali melupakan sejarah.
Itulah kalimat fenomenal yang pernah diucapkan oleh Presiden pertama Republik
Indonesia (Ir. Soekarno) terkait pandangannya tentang sejarah di awal
kemerdekaan Indonesia. Dengan kalimat itu, Bung Karno hendak menegaskan kepada
generasi penerus bangsa bahwasanya sejarah merupakan bagian penting dari jati
diri bangsa yang tak boleh dilupakan. Sebab sejarah pada dasarnya memang satu
hal yang tidak akan pernah dapat dipisahkan dari identitas sebuah bangsa yang
merdeka dan berdaulat.
Berbicara
tentang sejarah, Indonesia merupakan sebuah Negara dengan kekayaan sejarah
yang sangat tinggi. Namun potensi
sejarah tersebut saat ini belum termanfaatkan secara maksimal sebagai objek pariwisata.
Wisata sejarah di Indonesia masih
terfokus pada peninggalan-peninggalan purbakala,
seperti situs Candi Borobudur, Candi Muara Takus, Candi Prambanan
dan situs-situs purbakala lainnya.
Kekayaan sejarah
Indonesia sebenarnya jauh
lebih besar daripada situs-situs
tersebut.
Ada sejarah kota, sejarah keraton, tugu, bahkan sampai dengan bangunan-bangunan
kuno. Banyak bangunan kuno peninggalan zaman Belanda memiliki
nilai historis yang sangat tinggi. Salah satunya adalah pabrik gula dan bangunan peninggalan
Pemerintah Kolonial Belanda yang
terdapat di PT Perkebunan Nusantara X (Persero), atau yang lebih kita kenal dengan PTPN X (Persero).
Terinspirasi
dari objek wisata Monumen
Kapal Selam di Surabaya, PT
Perkebunan Nusantara X (Persero)
tertarik mengembangkan wisata sejarah pabrik gula. PTPN X (Persero) memiliki sebelas
pabrik gula yang ada di Jawa Timur,
yaitu pabrik gula Watoetoelis, Toelangan, Kremboong
(ketiga di Sidoarjo), Gempolkrep (Mojokerto), Djombang Baru, Tjoekir (Jombang),
Lestari (Nganjuk), Meritjan, Pesantren Baru, Ngadiredjo (Kediri) dan
Modjopanggoong (Tulungagung). Nilai
historis masih terasa
sangat kental ketika pengunjung berada di lokasi pabrik gula, mengingat pabrik-pabrik ini mayoritas
didirikan pada tahun 1800-an hingga tahun 1900-an, sehingga baik dari segi bangunan maupun
mesinnya adalah barang yang sangat tua.
Pengembangan wisata sejarah pabrik gula yang dicanangkan oleh PTPN X (Persero) pada dasarnya adalah suatu ide yang logis mengingat pabrik gula tersebut memang memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan. Eksistensi pabrik gula yang masih kokoh berdiri, baik bangunan maupun mesin-mesin tua peninggalan Belanda yang masih beroperasi, menjadi modal tersendiri dalam mendukung pengembangan bisnis wisata sejarah tersebut. Selain itu, dukungan masyarakat sekitar lokasi pabrik dan potensi lahan pabrik gula PTPN X (Persero) yang masih memadai, setidaknya dapat menjadi modal tambahan untuk mengembangkan bisnis wisata sejarah PTPN X (Persero). Kondisi financial perusahaan yang sehat, disertai dengan sumberdaya manusia PTPN X (Persero) yang berkompeten serta dukungan pemerintah melalui kementerian terkait, juga menjadi modal yang tak kalah penting bagi PTPN X (Persero) dalam upaya pengembangan bisnis wisata sejarah parik gula ini.
Dilihat dari sisi potensi bisnis, pengembangan wisata sejarah memang memiliki banyak manfaat. Bagi PTPN X (Persero), pengembangan wisata sejarah pabrik gula adalah sebuah inovasi bisnis yang akan mendatangkan keuntungan alternatif disamping keuntungan dari produk utama yaitu gula. Wisata sejarah pabrik gula dapat menjadi salah satu alternatif penyangga keuangan perusahaan ketika industri produk utama PTPN X (Persero) sedang mengalami kelesuan di pasar domestik maupun internasional. Selain itu, keberadaan lokasi wisata ini nantinya akan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar pabrik. Sebab secara otomatis daerah sekitar pabrik akan menjadi bagian dari destinasi wisata pabrik gula PTPN X (Persero) secara keseluruhan. Sehingga dengan wisata sejarah ini diharapkan akan memberdayakan masyarakat, membuka peluang usaha baru bagi masyarakat sekitar pabrik dan tentunya memberikan keberkahan secara ekonomi kepada masyarakat, yang pada akhirnya akan meningkatkan brand image perusahaan di pasar industri nasional maupun internasional.
Pengembangan wisata sejarah pabrik gula yang dicanangkan oleh PTPN X (Persero) pada dasarnya adalah suatu ide yang logis mengingat pabrik gula tersebut memang memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan. Eksistensi pabrik gula yang masih kokoh berdiri, baik bangunan maupun mesin-mesin tua peninggalan Belanda yang masih beroperasi, menjadi modal tersendiri dalam mendukung pengembangan bisnis wisata sejarah tersebut. Selain itu, dukungan masyarakat sekitar lokasi pabrik dan potensi lahan pabrik gula PTPN X (Persero) yang masih memadai, setidaknya dapat menjadi modal tambahan untuk mengembangkan bisnis wisata sejarah PTPN X (Persero). Kondisi financial perusahaan yang sehat, disertai dengan sumberdaya manusia PTPN X (Persero) yang berkompeten serta dukungan pemerintah melalui kementerian terkait, juga menjadi modal yang tak kalah penting bagi PTPN X (Persero) dalam upaya pengembangan bisnis wisata sejarah parik gula ini.
Dilihat dari sisi potensi bisnis, pengembangan wisata sejarah memang memiliki banyak manfaat. Bagi PTPN X (Persero), pengembangan wisata sejarah pabrik gula adalah sebuah inovasi bisnis yang akan mendatangkan keuntungan alternatif disamping keuntungan dari produk utama yaitu gula. Wisata sejarah pabrik gula dapat menjadi salah satu alternatif penyangga keuangan perusahaan ketika industri produk utama PTPN X (Persero) sedang mengalami kelesuan di pasar domestik maupun internasional. Selain itu, keberadaan lokasi wisata ini nantinya akan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar pabrik. Sebab secara otomatis daerah sekitar pabrik akan menjadi bagian dari destinasi wisata pabrik gula PTPN X (Persero) secara keseluruhan. Sehingga dengan wisata sejarah ini diharapkan akan memberdayakan masyarakat, membuka peluang usaha baru bagi masyarakat sekitar pabrik dan tentunya memberikan keberkahan secara ekonomi kepada masyarakat, yang pada akhirnya akan meningkatkan brand image perusahaan di pasar industri nasional maupun internasional.
Mencari Format Wisata Sejarah
Pengembangan wisata sejarah tentu saja akan
banyak menghadapi tantangan dalam realisasinya. Penilaian masyakarat terhadap pabrik gula sebagai tempat yang tidak bersih dan anggapan bahwa
sejarah adalah sebuah hal yang sangat membosankan, adalah
tantangan utama dalam mengembangkan wisata sejarah. Penilaian dan anggapan yang
negatif dari masyarakat inilah yang nantinya dapat
menurunkan antusiasme masyarakat
berwisata ke pabrik gula. Oleh karena itu perlu adanya suatu
konsep yang jelas untuk mengemas wisata sejarah dalam bentuk yang lebih menarik, edukatif,dan
rekreatif.
Berbicara wisata sejarah, secara manusiawi kita akan
teringat dengan cerita-cerita lama dan tua, sehingga pikiran kita pun langsung
mengarah kepada bangunan-bangunan dan alat-alat kuno yang terpampang di
museum-museum. Kita mungkin perlu bercermin dari format wisata sejarah yang
sudah ada sebelumnya di Indonesia. Format wisata sejarah yang telah ada
sebagian besar selalu dikemas dalam bentuk tour
atau museum yang terkesan angker, pengap, dan tidak terawat. Kemasan wisata
sejarah yang telah ada selalu saja dibuat statis dengan suasana mistis,
sehingga menurunkan kadar ketertarikan masyarakat khususnya para remaja untuk
berkunjung ke situs-situs bersejarah tersebut.
Evaluasi ini harus dijadikan pembahasan yang serius
bagi PTPN X (Persero)
ketika ingin merealisasikan wisata sejarah pabrik gula. PTPN X (Persero) harus mencari format wisata
sejarah yang lebih kreatif. Agar nanti nasib wisata sejarah yang dikembangkan PTPN
X (Persero) tidak sepi pengunjung
seperti tempat-tempat wisata sejarah yang sudah ada sebelumnya. PTPN X (Persero) sepertinya perlu mengaplikasikan
rumus bisnis 5 W 1 H dalam mencari dan menentukan format bisnis seperti apa
yang cocok dan kreatif untuk wisata sejarah. PTPN X (Persero) perlu mempertimbangkan dan
memperhatikan 5 W 1 H dalam turunannya : What
(format bisnis seperti apa yang akan dikembangkan),
Why (mengapa bisnis tersebut
dikembangkan), Where (dimana lokasi
bisnis akan dikembangkan), When
(kapan waktu pengembangannya), Who
(siapa yang akan mengembangkan dan siapa target pasarnya), serta How (bagaimana pemasaran dan
pengembangan bisnis selanjutnya). Sehingga dengan rumus ini, PTPN X (Persero) diharapkan mampu menjawab
permintaan pasar dan mengemas format wisata sejarah seperti apa yang diminati
oleh pasar.
Agrohistorical
Park, Sebuah Konsep Alternatif
Berbicara tentang format atau kemasan wisata sjarah, kita khususnya PTPN
X (Persero) mungkin perlu belajar dari Tugu Monas (Monumen Nasional). Tugu
Monas adalah termasuk bagian dari peninggalan sejarah yang memiliki arti
penting bagi sejarah kemerdekaan Bangsa Indonesia, sehingga boleh dikatakan Tugu
Monas adalah salah satu wisata sejarah. Sebagai bagian dari wisata sejarah, Tugu
Monas selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai daerah. Berbeda
dengan tempat wisata sejarah yang lain misalnya Museum Gajah yang relatif lebih
sepi pengunjung daripada Tugu Monas.
Disisi lain, kita juga mungkin perlu belajar dari film Jurassic Park. Sebuah film yang
mengisahkan tentang keberhasilan para ilmuan dalam membangun kembali habitat
dinosaurus, binatang purba yang sudah punah. Para ilmuan mampu mengkombinasikan
antara jejak kehidupan purba (pra sejarah) dengan teknologi modern yang
menghasilkan sebuah taman purba yang sangat edukatif, ilmiah, dan tentunya
menarik.
Dengan menggunakan rumus ATM (amati, tiru, dan modifikasi), maka kedua
konsep pada contoh inilah yang sebaiknya digunakan oleh PTPN X (Persero) dalam mengembangkan wisata
sejarah pabrik gula. PTPN X (Persero) harus mampu mengintegrasikan antara konsep sejarah,
ilmiah, teknologi, dan hiburan (rekreasi) dalam wisata sejarah yang akan
dikembangkan.
Agrohistorical Park, adalah sebuah konsep alternatif yang mungkin dapat dikembangkan oleh PTPN
X (Persero) sebagai objek wisata
sejarah. Konsep ini menggabungkan antara wisata sejarah, wisata agro, wisata
edukasi ilmiah melalui penelitian dan pengembangan teknologi, wisata kuliner,
dan wisata keluarga (rekreasi). Agrohistorical
Park adalah sebuah konsep wisata sejarah yang menempatkan PTPN X (Persero) sebagai destinasi hiburan
dan refreshing utama bagi masyarakat dalam maupun luar negeri. Konsep ini
mengisyaratkan PTPN X (Persero) sebagai objek lokasi taman sejarah dengan fasilitas yang serba lengkap dan dapat
dinikmati oleh masyarakat yang ingin berliburan.
Agrohistorical Park adalah taman sejarah yang didalamnya terdapat wisata sejarah utama
(museum miniatur alat-alat pabrik industri gula, bangunan kuno, dan
barang-barang bersejarah lainnya), wisata agro (kolam pemancingan, danau, kebun
binatang mini, sarana outbond, labirin tebu, pembibitan tebu, dan lain-lain),
wisata ilmiah (fotografi pabrik, pameran teknologi yang digunakan pabrik,
penelitian, proses pengolahan tebu sederhana, dan lain-lain), wisata kuliner
(restoran organik, aneka jajanan olahan tebu dan turunannya), serta wisata
keluarga (kereta gantung, taman bermain, fasilitas olahraga, dan lain-lain).
Dengan demikian agrohistorical park
adalah sebuah konsep taman sejarah yang akan menjadi taman hiburan keluarga karena
dapat menjawab semua keinginan setiap anggota keluarga yang berkunjung ke
pabrik gula PTPN X (Persero).
Metode Pemasaran Wisata Sejarah Agrohistorical Park PTPN X (Persero)
Banyak cara dilakukan oleh
perusahaan untuk memasarkan produk ataupun usahanya agar dikenal oleh
masyarakat luas, tak terkecuali pemasaran ataupun promosi pariwisata khususnya
pariwisata sejarah. Promosi ini sangat penting dilakukan untuk menarik
sebanyak-banyaknya pengunjung. Semakin bagus promosi yang dilakukan maka tentu
saja akan berdampak pada semakin banyaknya masyarakat yang datang mengunjungi
tempat wisata tersebut sebagai tujuan rekreasi. Setidaknya ada 4 metode yang
dapat digunakan oleh PTPN X (Persero) dalam mempromosikan wisata sejarah agrohistorical park. Metode tersebut
adalah:
1. Agrohistorical
Idol dan duta wisata
Seperti yang kita ketahui bahwa dewasa ini para generasi muda khususnya
remaja sangat tertarik untuk mengikuti ajang pencairan bakat seperti Indonesian Idol, Kontes Dangdut
Indonesia, Indonesia Mencari Bakat, dan lain sebagainya. Hal ini dapat menjadi
peluang bagi PTPN X (Persero) untuk mempromosikan wisata sejarah agrohistorical park melalui program agrohistorical idol. Program ini
dimaksudkan untuk mencari duta wisata yang nantinya akan menjadi icon promosi wisata sejarah agrohistorical park kepada
masyarakat. Dengan program pencarian
bakat ini diharapkan dapat menarik minat para remaja untuk berkunjung ke wisata
sejarah pabrik gula, agrohistorical park.
2. Maskot agrohistorical
park
Promosi wisata sejarah pabrik gula juga dapat dilakukan melalui produksi
maskot khusus yang menjadi ciri khas atau icon
objek wisata. Dengan adanya maskot ini, setidaknya akan mempermudah masyarakat
dalam mengingat objek wisata tersebut yaitu agrohistorical
park. Selain itu, kehadiran maskot ini diharapkan mampu menjadi lapangan
usaha baru bagi masyarakat sekitar pabrik dan objek wisata, sebab maskot ini
dapat dijadikan sebagai souvenir atau cinderamata khas dari agrohistorical park. Maskot, dapat
berupa kerajinan tangan, boneka, dan lain sebagainya dengan melihat peluang
pemanfaatan ciri khas daerah sekitar.
3. Program affiliate
marketing dan social media
Metode yang ketiga ini adalah strategi promosi yang pada umumnya
bertujuan untuk menarik wisatawan melalui jejaring social dan dunia maya.
Program sepenuhnya memanfaatkan dunia maya (internet) sebagai penyedia jasa
promosi. Promosi melalui internet juga dapat dilakukan dengan memaksimalkan
fungsi website perusahaan yang nantinya dikelola dengan baik oleh sumberdaya
manusia yang ada.
4. Publikasi media massa
Promosi agrohistorical park
melalui media massa baik elektronik maupun media cetak sangat penting
dilakukan, mengingat media adalah sarana yang cukup efektif untuk menyampaikan
berita kepada seluruh masyarakat. Kehadiran media massa elektronik khususnya,
sangat membantu dalam usaha promosi objek wisata sejarah PTPN X (Persero). Hal
ini diasumsikan dengan pertimbangan bahwa hampir sebagian besar penduduk
Indonesia memiliki televisi sebagai salah satu dari media massa elektronik,
sehingga pada akhirnya informasi tentang agrohistorical
park pun cepat tersampaikan kepada masyarakat baik di dalam maupun luar
negeri melalui media televisi tersebut.
Agrohistorical park bukanlah sebuah ide final dalam pengembangan wisata sejarah pabrik gula
PTPN X (Persero). Masih banyak ide-ide lain yang bisa diterapkan dalam
pengembangan objek wisata sejarah. Hanya saja ada satu rambu yang harus
diperhatikan oleh perusahaan, bahwa ide pengembangan wisata sejarah pabrik gula
tidak boleh monoton seperti wisata-wisata sejarah yang sudah ada. Harus ada
kreatifitas dan inovasi tinggi yang ditonjolkan dari wisata sejarah pabrik gula
PTPN X (Persero), agar wisata sejarah tersebut dapat berkembang dengan baik dan
diminati oleh wisatawan dalam negeri maupun mancanegara.(*)
(*) Artikel ini
ditulis dalam rangka mengikuti lomba karya tulis dan penyiaran PTPN X (Persero)
tahun 2013 dengan tema : Pengembangan Wisata
Sejarah Pabrik Gula, Potensi Bisnis dan Model Pemasarannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar